.

Sabtu, 28 Februari 2015

catatan kecil


Guru Inspirasi: Berbicara Tentang Pak Ardiman

January 9, 2014 § Leave a comment
Sejak duduk di bangku SMP saya sangat tertarik dengan topik perkembangan sebuah negara dan bangsa, apalagi setelah setelah bertemu dengan guru Geografi yang legendaris di SMPN 5 Bandung, Pak Ardiman (sebetulnya saya tidak begitu ingat namanya, karena saya punya penyakit yang namanya “susah inget nama”, tapi muka dan kumis melekat kuat kok di ingatan -sudah diperbaiki namanya red). Beliau punya cara yang unik dalam mengajar Geografi, yaitu setiap kelas biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok untuk presentasi beberapa bab di buku pelajaran Geografi. Waktu itu yang menjadi bahan pelajaran adalah mengenai demografi negara. Jadi setiap kelompok biasanya dibagi berdasarkan negara. Seperti presentasi pada umumnya, kita diminta untuk memaparkan demografi sebuah negara. Namun yang menarik adalah Pak Ardiman ini pandai sekali dalam membawa acara presentasi ini. Jika boleh saya sedikit hiperbolis, mungkin di jaman sekarang gaya beliau berbicara adalah perpaduan antara Najwa Shihab, Anies Baswedan dan Ahok. Sehingga presentasi ini biasanya berubah jadi arena perdebatan intelektual luar biasa. Bagi kelompok yang akan presentasi, biasanya mereka menggali semua informasi tentang sebuah negara, tidak hanya memaparkan informasi tetapi juga hal-hal yang tersirat dari informasi tersebut. Sedangkan bagi mereka yang mendengarkan, mereka juga menggali informasi, karena setiap pertanyaan berbobot yang kita lontarkan, akan menjadi penambah nilai kita di raport kelak.

Kamis, 26 Februari 2015

sebuah doa untuk kekasih

Oleh Nurucian Setyowati
Langit sore itu begitu indah,
berwarna jingga dan sepasang
burung pun menari indah di langit.
Namun hati ku masih terasa risau
karna Rino belum juga membalas
SMS ku. Rino memang bukan lah
kekasih ku tapi juga bukan teman
atau sahabat ku. Aku dan Rino
menjalani hubungan tanpa status
semenjak kita putus pada tanggal
27 November 2011 lalu. Tapi aku dan
Rino saling mencintai dan
menyayangi layaknya sepasang
kekasih.
Belakangan ini hubungan ku dan dia
memang agak merenggang
dikarnakan ia cemburu pada sepupu
ku dan karna sikap ku yang tak
ingin berkomitmen dengan
hubungan kami. Dan yang aku tahu
dia pun sedang dekat dengan
seorang murid SMP negri yang ada
di Depok yang bernama Shifa.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh
malam tapi tidak ada SMS darinya
sama sekali. Aku masih menanti
balasan darinya. Aku berfikir
mungkin ia sudah memiliki kekasih
baru sehingga ia enggan membalas
SMS ku. Dan pada pukul setengah
delapan malam ia akhirnya
membalas sms ku dengan jawaban
seperti ini:
“Sayang, maaf baru bales. Tadi
aku lagi sibuk. Sayang kamu lagi
apa? Hehe yang aku sayang banget
sama kamu. Sayang aku mohon yah
kamu jangan tinggalin aku lagi.
Jangan berpaling lagi yah dari aku,
walau aku suka ngeselin. Hehe ”
Perasaan ku pun sedikit lega saat
membaca SMS dari Rino. Mataku
pun seakan mulai terasa begitu
berat. Akhirnya aku pun tertidur.
Dan saat aku tertidur aku bermimpi
bahwa ternyata Rino dan Shifa
telah berpacaran semenjak
tanggal 5 Januari kemarin. Aku
pun terbangun dari tidur ku dan
aku pun menangis karna merasa
takut kehilangan Rino dan mimpi
itu jadi kenyataan.
Pada saat aku ingin sarapan pagi
aku membaca SMS dari Rino yang
ingin mengubah status
berhubungannya di facebook.
Karna semenjak saat kami putus
kami belum mengganti status
berhubungan kami menjadi lajang.
Tapi ternyata setelah ku lihat di
facebook ternyata setatus
hubungannya bukanlah berubah
menjadi lajang tetapi berubah
menjadi berpacaran dengan Shifa.
Aku pun tak dapat berkata apa-
apa, dada ku terasa sangat sesak,
air mata ku pun berderai. Betapa
tidak, ia berkata pada ku bahwa ia
tak ingin aku berpaling darinya.
Tapi apa yang ia lakukan pada ku,
ia malah berpaling dari ku. Hari itu
kini menjadi hari yang tak kan
terlupakan selama hidup ku,
tanggal 7 Januari 2012. Aku pun
hilang arah saat itu. Aku tak bisa
menahan kesedihan ku, bagai
teriris sembilu hati ini. Mengapa
mimpiku harus menjadi kenyataan,
aku tahu aku salah, tapi mengapa
ia tak pernah mengatakan apa yang
ia inginkan padaku hingga ia tak
perlu meninggalkan ku. Hari itu
aku menjadi tak karuan apa lagi
saat itu kesehatan ku sedang
kurang baik.
Aku begitu tak kuasa menerima
kenyataan yang terjadi, orang
yang paling ku sayangi dan
kucintai tega berbuat seperti ini,
di saat aku mencoba memperbaiki
keadaan. Aku tak pernah sedikit
pun membagi cinta ku untuknya,
walau aku pernah mendua demi
apapun itu semua bukan karna aku
mencintai orang itu tapi karna aku
ingin membuat orang itu bisa
menjadi kekasih sahabat ku. Namun
kini yang kurasakan hanyalah pedih
di hati. Semua ucapanya yang
bagai angin surga hanyalah semu.
Aku termenung di depan jendela
kamar ku sore itu, berulang kali ku
lihat handphone ku tapi tak ada
SMS satupun dari Rino. Ku lihat
sepasang burung yang biasa
terbang bersama kini hanya sendiri
di atas atap rumah tetangga ku.
Sore yang awalnya cerah pun kini
berganti menjadi badai. Dan aku
pun hanya terdiam di sudut kamar
ku. Tak ada lagi kini orang yang
memperdulikan ku. Hanya suara
rintik hujan dan denting jam yang
menemani ku.
Malam ini adalah malam bulan
purnama, bintang pun berkeling
indah, seakan menghibur ku dan
mengajak ku tersenyum dan
melupakan semua kesedihan ku.
Tapi keindahan malam itu tak sama
sekali mengubah kekacauan hati
ku. Aku bagai orang yang
kehilangan akal sehatku,
terkadang aku tersenyum- senyum
sendiri ketika membayangkan saat
aku dan Rino masih bersama, tapi
aku bisa menangis hingga terisak-
isak ketika aku menyadari keadaan
ku sekarang. Malam itu aku
mengenakan pakaian terbaik ku,
dan aku berhias diri di depan
cermin, aku merias diri ku dengan
sangat anggun layaknya sang
putri yang ingin pergi kepesta
dansa bersama sang pangeran di
malam yang indah. Saat ku melihat
ke cermin aku melihat Rino berdiri
di belakang ku. Aku pun berdiri dan
menatapnya.
“Sayang,” Kataku pada Rino. Dan
Rino pun tersenyum dengan
indahnya.
“Kamu di sini yang? Yang,
bagaimana dengan penampilan ku,
aku cantik tidak?” tanya ku
padanya dengan penuh haru.
“Iya sayang kamu cantik sekali?”
katanya padaku dengan lembut.
Aku pun bahagia sekali
mendenganrnya. Mata ku pun
bekaca- kaca menatap wajahnya
yang indah dan rupawan. Ketika
aku hendak memeluknya tiba-tiba
ia hilang bagai asap yang di hembus
angin. Dan aku pun tersadar bahwa
semua itu hanya halusinasi ku,
semua itu tak mungkin menjadi
kenyataan, dan kini yang tersisa
hanya kesedihan, dan penyesalan
serta kekecewaan ku saja.
Jangankan iya datang menghampiri
ku, smsku pun tak sama sekali di
respon olehnya. Taukah ia disana
disini kuterluka karna sikapnya.
Rasanya aku terjatuh dan tak
dapat bangkit kembali. Aku pun
membenamkan wajah ku di bantal
dan aku pun tertidur dalam tangis
ku. Terkadang sekilas terlintas di
dalam fikiranku bahwa aku harus
membencinya karna ia telah
menyakitiku. Tapi apadaya diriku
tak mampu untuk membencinya.
Sinar sang surya pun masuk
melalui celah- celah tirai kamar ku
dan menyambut ku pagi itu. Rino
yang biasa menyapa setiap pagi ku
lewat sms kini telah tak perduli lagi
pada ku. Dan aku pun mulai sadar
bahwa aku tak boleh terlarut dalam
kesedihan ku. Walau perih terasa
aku harus belajar melepaskannya.
Di dalam tangis ku aku berdoa pada
Tuhan, ya Tuhan jika berkenan ku
meminta aku berharap semoga Rino
bisa lebih bahagia dengan
kekasihnya yang baru, dan ampuni
hamba mu ini yang begitu berdosa,
aku merindukan sesuatu yang
bukan milik ku, tapi ya Tuhan, jika
iya memang jodoh ku kembalikan ia
dalam peluk ku dalam cinta yang
sempurna, namun jika ia bukan
jodoh ku bantu aku melupakannya,
bantu aku ya Tuhan untuk
mengikhlaskanya, pertemukan dan
jodohkan aku dengan orang yang
bisa membahagiakan ku dan menjadi
yang terbaik untuk ku dan tak
akan lagi menyakiti ku.

Selasa, 24 Februari 2015

cerpen

Bahagia Itu
Pagi ini aku baru bisa menghapus semua inbox SMS yang telah lama tinggal di HP ku. Dengan disaksikan oleh sahabatku aku mulai menghapusnya. Lalu aku berkata bahwa aku sudah move on dari mantanku. Kata dia aku begitu hebat. Hebat ? Entahlah aku tak tahu apa memang benar-benar aku sudah dapat move on ?
Apa yang telah membuatku dapat berkata demikian ? Yaa, aku memang sangat menyayangimu, bahkan hingga satu tahun aku bertahan tuk menjaga hati ini untukmu. Sampai kau telah memiliki kekasih sebanyak dua kali selama ini. Saat pengganti pertama setelah aku, entah mengapa aku merasa kau tak benar-benar mencintainya. Yang aku rasa kau justru semakin menyayangiku, kau justru sering mengirim pesan untukku dan menyempatkan untuk menjemput dan mengantar ku sepulang sekolah. Dan ingatkah kau hari senin itu ? Saat kita datang di acara silaturahmi di SMP kita, saat akan pulang kau memanggilku dengan isyarat tanganmu. Aku pun menghampirimu. Dengan senyum kau pamit kepadaku,
“Aku pulang dulu yah ? Mau ikut ?”
Tentu saja kujawab, “Mau dong, di rumah sepi nih.. heheh”
“haha, mau ikut ? Sini oh naik disini”, sambil menunjuk bagian depan motor.
“masa di situ sih ? hehe. Ikut yah aku ikut”
“ntar ajah deh, di rumah ada embah”, jawabmu dengan senyum.
Modusku untuk menahanmu, akhirnya aku bercerita tentang kekasihmu saat ini.
“oya Dhar, katanya Rama. Wiwi tadi ngambek sambil nangis waktu ke kelas Dharma.
“emangnya kenapa Ki?”
“Kiki ngga tau katanya sih dy nyesel udah buka FB soalnya ada status nya Kiki waktu Dharma main ke rumah Kiki. Ngga papa yah Dhar, masa gitu ajah marah. Kiki kan cuma bikin status kaya gitu doang”.
“oh .. iyalah ngga papa Ki, Cuma status ajah. Belum jadi istri Dharma kan, belum kawin juga”.
“haha, iya yah Dhar”
“iya yang penting jangan cemburuan ajah Ki”.
“iya yah ”
“hehe yaudah Ki, Dharma pulang dulu yah. Udah siang nih”
“iya Dharma ati-ati yah “
“iya Kiki ”
Akhirnya kau pun pulang dengan motor Megapromu. Dan aku pulang naik angkotan umum bersama sahabatmu juga waktu dulu, Lukman. Saat di angkot, aku menerima SMS mu.
“udah pulang ade?
“belum mas, ini masih di angkot”
“ati-ati yah ade sayang “
“hehe iyah mas sayang. Mas udah solat ? “
“iya dee, belum”
“solat dulu sana mas”
“yaudah, mas solat dulu yah ade sayang ”
“iya mas sayang “
Saat sore sedikit mendung. Dan mulai gerimis, aku sedang menonton acara di TV. HP ku tinggal di kamar. Tanpa kusadari ternyata Dharma mengirim SMS untukku,
“ade?”
“dalem mas ?”
“yah ? baru bales. Ntar malem habis belajar SMS an mau de ?”
“hehe maaf mas tadi HP nya ade tinggal. Ya maulah ”
“yaudah ntar Insya Allah mas SMS ade lagi yah ”
“iya mas sayang, ade tunggu ko ”
Saat malam aku menunggu SMS mu tak juga masuk. Hingga pukul 9 kau tak juga SMS aku. Akhirnya aku pun yang memulai mengirim SMS kepadamu,
“mas ?”
Kau tidak menjawab. Akhirnya aku SMS lagi, “udah bobo mas?”
Akhirnya kau menjawab, “masih belajar de”
“oh yaudah”
Jam menunjukkan pukul 22.00, aku mulai mengantuk dan terpejamlah mata ini. Namun tiba-tiba HP ku bergetar dan ternyata SMS darimu.
“ade?”
Aku pun langsung bangun dan menjawab pesanmu, “dalem mas”
“udah sayank “
“ sukur deh. Trus mas ngga bobo?”
“nanti de, belum ngantuk”
“oh belum ngntuk mas sh mas ngga SMS an sama Nanah ?”
“mas udah ngga sama Nanah de”
“wah sih kenapa? Putus kapan?
“tadi siang de ..”
Dan malam itu aku sungguh senang, rasanya kau lebih memilih ku. Dan seperti biasa hari-hari hanya tawa dan bahagia yang ada diantara kita berdua.
Saat malam Kamis, kau bercerita padaku bahwa kau sedang ada masalah. Aku memintamu untuk ceritakan semuanya padaku. Tapi kau menjawab,
“besok pulang sekolah mas crita deh .. “
Dan aku sadar, sebenarnya kau ingin bertemu denganku. Aku pun meng IYA kan permintaan mu itu.
Akhirnya saat hari Kamis kau benar menjemputku dan mengantarku pulang.
Ternyata masalah yang kau ceritakan itu tentang keluargamu, yang menurutku itu tidak terlalu rumit dan berat. Semakin terlihat jelas, alasanmu menjemputku ya karena kau ingin bertemu denganku. Saat tiba di rumah, kau pamit dengan senyuman. Dan seperti biasa, kau mengulurkan tanganmu untuk menyalamiku.
“pulang dulu yah ”
“iyah Dharma ati-ati yah”
“iyah Kiki”
“daaaaaah Dharma”
………
Tanpa aku ketahui dan aku sadari ternyata hari itu adalah hari terakhir kau dan aku dalam kebahagiaan, dalam jarak yang amat dekat. Dalam suasana penuh sayang. Ketika hari Minggu aku mendengar kabar dari temanku, bahwa kau telah jadian lagi waktu hari Sabtu. Betapa hancurnya aku mendengar itu semua. Waktu berjalan amat cepat, sampai 2 bulan kau bertahan dengannya menjalin cinta. Sedang aku disini apa. Aku menjalani hidupku sendiri.
Ketika di SMA ku ada pelatihan OSN untuk berbagai bidang aku tertarik untuk mengikuti di bidang ASTRONOMI. Yaa, itulah impianku. Namun, saat malam hari kau SMS aku tanpa panggilan sayang yang biasa kita ucapkan,
“de, kapan mau ajarin matematika?”
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengikuti pelatihan OSN tersebut, ini hanya untukmu. Aku tidak ingin kehilangan waktuku bersamamu. Setelah sekian lama ternyata pengorbananku ini tak ada artinya sama sekali untukmu. Saat aku buka profil akun FB mu, tertulislah status yang menyatakan bahwa kau sudah mengikuti les dengan teman-teman SMA mu. Lalu apa artinya yang telah aku lakukan selama ini ?
Jika ku tahu akan seperti ini jadinya, lebih baik aku mengikuti pelatihan OSN waktu itu. Jika dipikir lebih dalam, sesungguhnya kau telah menghancurkan mimpiku, cita-citaku, impianku. Akhirnya kini ku memutuskan untuk pergi darimu, pergi dari segala rasa yang telah menyiksaku. Kau yang tak pernah menyadari besarnya cinta ini untukmu. Kini ku selalu memotivasi diri sendiri,
“bahagia itu ketika aku tak melihatmu
Bahagia itu ketika aku tak mendengarmu
Bahagia itu ketika aku tak mengingatmu
Bahagia itu ketika aku tak bersamamu
Bahagia itu ketika aku tak merasakanmu
Dan bahagia itu ketika aku terbiasa hidup sendiri tanpa dirimu”
Aku memang ingin melihat kau selalu bahagia, tapi aku juga ingin sekali melihatmu hancur, menderita, merana, merasakan sakit yang lebih dari yang aku rasakan selama ini !
Selamat tinggal untuk kau, jangan pernah berharap jika aku kan datang kembali menemani, menenangkan hatimu.

Rabu, 18 Februari 2015

hari yang menyedihkan

hari ini tepatnya tanggal 18 bulan 02 2015 penentuan kelulusan upk
pada siang itu aku takut sekali kalau aku tidak lulus kedua2 nya, tetapi ternyata hanya fkg saja yang saya tidak lulus sebenar nya sedih banget dengan yang terjadi hari ini, tapi mau gimana lagi itu sudah terjadi, ya mungkin karna saya kurang belajar mangkanya saya tidak mendapat hasil yang memuaskan saya paham sekali dengan itu,
saya tidak berani bercerita dengan orang tua saya karna saya takut dimarah akan tetapi apapun yang terjadi saya harus beritahu orang tua saya, sungguh menyedihkan hari ini,, :-(