Oleh Nurucian Setyowati
Langit sore itu begitu indah,
berwarna jingga dan sepasang
burung pun menari indah di langit.
Namun hati ku masih terasa risau
karna Rino belum juga membalas
SMS ku. Rino memang bukan lah
kekasih ku tapi juga bukan teman
atau sahabat ku. Aku dan Rino
menjalani hubungan tanpa status
semenjak kita putus pada tanggal
27 November 2011 lalu. Tapi aku dan
Rino saling mencintai dan
menyayangi layaknya sepasang
kekasih.
Belakangan ini hubungan ku dan dia
memang agak merenggang
dikarnakan ia cemburu pada sepupu
ku dan karna sikap ku yang tak
ingin berkomitmen dengan
hubungan kami. Dan yang aku tahu
dia pun sedang dekat dengan
seorang murid SMP negri yang ada
di Depok yang bernama Shifa.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh
malam tapi tidak ada SMS darinya
sama sekali. Aku masih menanti
balasan darinya. Aku berfikir
mungkin ia sudah memiliki kekasih
baru sehingga ia enggan membalas
SMS ku. Dan pada pukul setengah
delapan malam ia akhirnya
membalas sms ku dengan jawaban
seperti ini:
“Sayang, maaf baru bales. Tadi
aku lagi sibuk. Sayang kamu lagi
apa? Hehe yang aku sayang banget
sama kamu. Sayang aku mohon yah
kamu jangan tinggalin aku lagi.
Jangan berpaling lagi yah dari aku,
walau aku suka ngeselin. Hehe ”
Perasaan ku pun sedikit lega saat
membaca SMS dari Rino. Mataku
pun seakan mulai terasa begitu
berat. Akhirnya aku pun tertidur.
Dan saat aku tertidur aku bermimpi
bahwa ternyata Rino dan Shifa
telah berpacaran semenjak
tanggal 5 Januari kemarin. Aku
pun terbangun dari tidur ku dan
aku pun menangis karna merasa
takut kehilangan Rino dan mimpi
itu jadi kenyataan.
Pada saat aku ingin sarapan pagi
aku membaca SMS dari Rino yang
ingin mengubah status
berhubungannya di facebook.
Karna semenjak saat kami putus
kami belum mengganti status
berhubungan kami menjadi lajang.
Tapi ternyata setelah ku lihat di
facebook ternyata setatus
hubungannya bukanlah berubah
menjadi lajang tetapi berubah
menjadi berpacaran dengan Shifa.
Aku pun tak dapat berkata apa-
apa, dada ku terasa sangat sesak,
air mata ku pun berderai. Betapa
tidak, ia berkata pada ku bahwa ia
tak ingin aku berpaling darinya.
Tapi apa yang ia lakukan pada ku,
ia malah berpaling dari ku. Hari itu
kini menjadi hari yang tak kan
terlupakan selama hidup ku,
tanggal 7 Januari 2012. Aku pun
hilang arah saat itu. Aku tak bisa
menahan kesedihan ku, bagai
teriris sembilu hati ini. Mengapa
mimpiku harus menjadi kenyataan,
aku tahu aku salah, tapi mengapa
ia tak pernah mengatakan apa yang
ia inginkan padaku hingga ia tak
perlu meninggalkan ku. Hari itu
aku menjadi tak karuan apa lagi
saat itu kesehatan ku sedang
kurang baik.
Aku begitu tak kuasa menerima
kenyataan yang terjadi, orang
yang paling ku sayangi dan
kucintai tega berbuat seperti ini,
di saat aku mencoba memperbaiki
keadaan. Aku tak pernah sedikit
pun membagi cinta ku untuknya,
walau aku pernah mendua demi
apapun itu semua bukan karna aku
mencintai orang itu tapi karna aku
ingin membuat orang itu bisa
menjadi kekasih sahabat ku. Namun
kini yang kurasakan hanyalah pedih
di hati. Semua ucapanya yang
bagai angin surga hanyalah semu.
Aku termenung di depan jendela
kamar ku sore itu, berulang kali ku
lihat handphone ku tapi tak ada
SMS satupun dari Rino. Ku lihat
sepasang burung yang biasa
terbang bersama kini hanya sendiri
di atas atap rumah tetangga ku.
Sore yang awalnya cerah pun kini
berganti menjadi badai. Dan aku
pun hanya terdiam di sudut kamar
ku. Tak ada lagi kini orang yang
memperdulikan ku. Hanya suara
rintik hujan dan denting jam yang
menemani ku.
Malam ini adalah malam bulan
purnama, bintang pun berkeling
indah, seakan menghibur ku dan
mengajak ku tersenyum dan
melupakan semua kesedihan ku.
Tapi keindahan malam itu tak sama
sekali mengubah kekacauan hati
ku. Aku bagai orang yang
kehilangan akal sehatku,
terkadang aku tersenyum- senyum
sendiri ketika membayangkan saat
aku dan Rino masih bersama, tapi
aku bisa menangis hingga terisak-
isak ketika aku menyadari keadaan
ku sekarang. Malam itu aku
mengenakan pakaian terbaik ku,
dan aku berhias diri di depan
cermin, aku merias diri ku dengan
sangat anggun layaknya sang
putri yang ingin pergi kepesta
dansa bersama sang pangeran di
malam yang indah. Saat ku melihat
ke cermin aku melihat Rino berdiri
di belakang ku. Aku pun berdiri dan
menatapnya.
“Sayang,” Kataku pada Rino. Dan
Rino pun tersenyum dengan
indahnya.
“Kamu di sini yang? Yang,
bagaimana dengan penampilan ku,
aku cantik tidak?” tanya ku
padanya dengan penuh haru.
“Iya sayang kamu cantik sekali?”
katanya padaku dengan lembut.
Aku pun bahagia sekali
mendenganrnya. Mata ku pun
bekaca- kaca menatap wajahnya
yang indah dan rupawan. Ketika
aku hendak memeluknya tiba-tiba
ia hilang bagai asap yang di hembus
angin. Dan aku pun tersadar bahwa
semua itu hanya halusinasi ku,
semua itu tak mungkin menjadi
kenyataan, dan kini yang tersisa
hanya kesedihan, dan penyesalan
serta kekecewaan ku saja.
Jangankan iya datang menghampiri
ku, smsku pun tak sama sekali di
respon olehnya. Taukah ia disana
disini kuterluka karna sikapnya.
Rasanya aku terjatuh dan tak
dapat bangkit kembali. Aku pun
membenamkan wajah ku di bantal
dan aku pun tertidur dalam tangis
ku. Terkadang sekilas terlintas di
dalam fikiranku bahwa aku harus
membencinya karna ia telah
menyakitiku. Tapi apadaya diriku
tak mampu untuk membencinya.
Sinar sang surya pun masuk
melalui celah- celah tirai kamar ku
dan menyambut ku pagi itu. Rino
yang biasa menyapa setiap pagi ku
lewat sms kini telah tak perduli lagi
pada ku. Dan aku pun mulai sadar
bahwa aku tak boleh terlarut dalam
kesedihan ku. Walau perih terasa
aku harus belajar melepaskannya.
Di dalam tangis ku aku berdoa pada
Tuhan, ya Tuhan jika berkenan ku
meminta aku berharap semoga Rino
bisa lebih bahagia dengan
kekasihnya yang baru, dan ampuni
hamba mu ini yang begitu berdosa,
aku merindukan sesuatu yang
bukan milik ku, tapi ya Tuhan, jika
iya memang jodoh ku kembalikan ia
dalam peluk ku dalam cinta yang
sempurna, namun jika ia bukan
jodoh ku bantu aku melupakannya,
bantu aku ya Tuhan untuk
mengikhlaskanya, pertemukan dan
jodohkan aku dengan orang yang
bisa membahagiakan ku dan menjadi
yang terbaik untuk ku dan tak
akan lagi menyakiti ku.